Mengintip Kehidupan Seks Para Napi Wanita Dengan 'Seks By Phone'

Mengintip Kehidupan Seks Para Napi Wanita Dengan 'Seks By Phone' - Narkotik mengantar R mendekam di Rumah Tahanan Pondok Bambu, Jakarta Timur, sejak awal tahun ini. Ibu rumah tangga ini menerima vonis lima kalender plus satu bulan.

Dia sudah menjalani sembilan bulan. Kebutuhan syahwat tak pernah terpenuhi. Namun, masih ada cara terakhir, melalui sambungan telepon seluler milik para narapidana atau biasa disebut SBP (sex by phone).

Dengan wajah menunduk, R mengatakan jika kepalanya sedang pusing (nafsu birahi naik), dia segera menghubungi suaminya lewat SBP. Kehidupan seksual melalui sambungan telepon sudah menjadi hal wajar bagi sesama penghuni tahanan lainnya.

"Seks sudah seperti makanan. Kalau orang mau makan, yang lain biasa saja," katanya sambil tertawa saat ditemui merdeka.com, Jumat pekan lalu.

Telepon seluler di kalangan tahanan bak kacang goreng. Namun untuk memakai harus kucing kucingan dengan sipir.

"Kalau ketahuan bisa repotlah, bisa diambil sama sipir nanti," ujar R.

Mereka biasa melakoni SBP malam hari. Di dalam sel berisi rata-rata 16 tahanan, jika seorang melakukan, lainnya tak pernah merasa risih karena sudah terbiasa. R melakoni SBP di balik selimut tidurnya sambil mencoba meraih kenikmatan. Kadang hanya sesekali rintihan nafsu terdengar oleh teman satu sel.

Beda lagi bagi tahanan lajang atau janda. Biasanya nomor telepon bisa didapatkan oleh sesama tahanan bernasib serupa. Jika napi wanita Rutan Pondok Bambu berpasangan dengan napi pria dari Salemba atau Cipinang biasanya tukar menukar nomor telepon melalui teman atau kerabat pembesuk.

Kegiatan memenuhi syahwat melalui telepon ini bisa berujung pada pelaminan. Pengalaman itu pernah dialami teman satu sel R hampir setahun lalu.

Awalnya seperti biasa. Dia dapat nomor dari sesama napi wanita. Lalu kegiatan telepon dilakukan hampir saban malam hingga berujung ke rintihan seksual. Dua napi berlawan jenis kelamin dan berbeda penjara itu hanya berselisih satu tahun hukuman penjara. Yang perempuan kena kasus narkotik, sedangkan napi pria kasus penganiayaan berat.

Namun, tak semua napi merasa kebingungan lantaran birahi. Sebagian mengaku bisa menyibukkan dengan hal lebih bermanfaat. Ada beberapa fasilitas rutan, seperti bengkel seni, kelas menjahit, atau mengaji.

Seperti kegiatan terpidana kasus suap Angelina Sondakh selama berada dalam rutan. Dia melukis dan membuat kotak laci berbahan plastik berwarna-warni. Saat merdeka.com coba mengunjungi rutan wanita Pondok Bambu, seorang ajudan kekasihnya terlihat mondar mandir membawa sebuah kanvas berukuran 30 sentimeter x 1 meter bergambar sebuah anak kecil sedang duduk di sofa.

"Ini punya ibu, memang sudah biasa bikin lukisan seperti ini," ujar ajudan itu sambil berlalu. | Medeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar