Hasil Penelitian: Orang Kreatif Rawan Terkena Penyakit Mental - Sebuah penelitian yang dilakukan Universitas Oxford menyebutkan, komedian dan orang yang bekerja pada bidang kreatif memiliki resiko tinggi terkena penyakit mental atau psikosis. Mereka dinilai memiliki kepribadian yang berada pada titik ekstrim, baik kepribadian yang introvert maupun ekstrovert.
Studi ini mengungkapkan, bahan imajinasi yang dibutuhkan seseorang untuk menyajikan proses kreatif, terutama pada komedian, adalah bahan - bahan yang sebenarnya dimiliki oleh orang - orang dengan Psikosis.
"Unsur-unsur kreatif yang dibutuhkan untuk menghasilkan humor sangat mirip dan mencirikan gaya kognitif orang denganpsikosis - baik skizofrenia dan gangguan bipolar," kata Professor Gordon Claridge, dari Universitas Oxford, Departemen Psikologi, kepada situs berita BBC, Kami 16 Januari 2014.
Para peneliti percaya bahwa struktur kepribadian yang tidak biasa ini dapat membantu menjelaskan mengapa komedian dan orang - orang kreatif sangat jago berpikir "di luar kotak - (out of the box)"
Peneliti dari University of Oxford dan Berkshire Healthcare NHS Foundation Trust mempelajari 523 komedian yang terdiri dari 404 pria dan 119 wanita dari Inggris , Amerika Serikat, dan Australia.
Para komedian diminta untuk mengisi kuesioner online dengan indikator yang digunakan untuk mengukur kadar psikosis pada orang sehat. Empat aspek yang diukur adalah ; Pengalaman yang tidak biasa (kepercayaan telepati dan peristiwa paranormal), Disorganisasi kognitif (distractibility dan kesulitan dalam memfokuskan pikiran), Selain itu mereka juga diukur tingkat Anhedonia Introvertive (mengurangi kemampuan untuk merasakan kenikmatan sosial dan fisik, termasuk menghindari keintiman), Impulsif ketidaksesuaian (kecenderungan impulsif, perilaku antisosial).
Para peneliti menemukan bahwa komedian mencetak secara signifikan, nilai yang paling tinggi pada semua kategori yang terdapat dalam empat jenis kepribadian Psikosis pada kelompok umum. "Humor itu semacam pengobatan bagi pribadi mereka yang cenderung introvert," kata Claridge.
Meski begitu, Paul Jenkins, CEO dari lembaga Psikologi dan Amal, Rethink menegaskan, harus dapat dibedakan, mana orang yang benar - benar gila, jenius, kreatif, atau stereotip. "Sebab, pengetahuan dan pemahaman kita tentang penyakit mental, masih tertinggal jauh di belakang pemahaman kita tentang penyakit fisik," ujarnya. | Memobee.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar