Tangan dingin Bapak Ibukku telah berhasil membuatku membentuk kepribadian dan mental bajaku. Dulu mungkin aku sangat marah bahkan antipati ketika aku menangis, tanpa banyak bicara, aku langsung disiram dengan air. Ternyata kusadari bahwa Bapakku mendidikku agar menjadi wanita yang tegar dalam menghadapi berbagai masalah.
Tidak hanya Bapakku, Ibukku juga seperti itu, tanpa bertanya apakah aku masih mengantuk atau tidak, aku tidur jam berapa, jam 2 wajib bangun, sholat tahajjud, dan belajar meski sampai ketiduran dan buku dipenuhi luberan tinta. Ternyata Ibukku membentuk gaya belajarku, belajar di pagi hari itu sangat baik.
Aku masih ingat, ketika SD-SMA dan kuliah, aku harus mengurusi segalanya sendiri, daftar sekolah sendiri, mencari kos sendiri, bahkan terkadang Bapak-Ibukku tidak tahu jika anaknya diterima di SMP terbaik di Pasirian, SMA terfavorit di Lumajang, bahkan Universitas Airlangga. Ya, mereka berdua mendidikku untuk menjadi mandiri, tidak bergantung kepada orang lain selama itu bisa dikerjakan sendiri.
Aku juga masih ingat, ketika aku meminta dibelikan baju baru atau apalah itu, ibuku tidak akan menggubris, tapi jika aku menyangkut pendidikan tanpa babibu besoknya langsung ada, bahkan aku masih ingat aku punya buku yang itu tidak ada yang memiliki.
Aku juga masih ingat, sejak SD-SMA ibukku selalu membawakan aku bekal makanan ke sekolah dan mewajibkanku sarapan pagi. Bahkan uang saku yang aku dapatpun, hanya cukup untuk naik bis. Bukan karena terlalu pelit, tapi ibukku menjaga makanan yang ku makan, sumpah gizi banget pokoknya.
Ibukku dan Bapakku bukan Sarjana yang tahu tentang itu semua, gizi, gaya belajar anak, dll. Mereka saja tidak bisa sekolah alias buta huruf. Tapi, bagaimana mereka bisa mendidikku seperti itu layaknya seorang Sarjana yang begitu paham akan semua itu?
I don’t know. Tapi, ku tahu, meski dari keluarga yang serba kekurangan, tapi mereka sadar akan pendidikan anak-anaknya. Allah pun menjabah semua yang mereka lakukan demi aku, dengan banyaknya guru mulai SD-SMP yang sangat membantuku, mencarikan aku beasiswa, memberiku buku-buku untuk belajar.
Itulah kenapa aku sangat bersyukur dilahirkan di keluarga ini meskipun di tengah kejamnya kemiskinan.
Arigatou gozaimasu, okan dan oton. Sukidayo :)
Sumber. Keepo.me
Tidak ada komentar:
Posting Komentar