Kisah Nyata: Remaja Bunuh Diri Agar Orangtua Bisa Membiayai Pengobatan Sang Kakak

Kisah Nyata: Remaja Bunuh Diri Agar Orang Tua Bisa Membiayai Pengobatan Sang Kakak - Funan, Ironis, baru-baru ini seorang remaja di China dilaporkan bunuh diri agar kedua orang tuanya bisa membiayai pengobatan dan menyelamatkan nyawa sang kakak yang tengah sakit parah.

Di tahun 2010, hidup Gao Chuanyao dan istrinya Zheng Tingxia bersama kedua putra mereka, Honghui (20) dan Hongtao (18) tampak begitu sempurna dan bahagia. Apalagi kedua putra mereka menduduki peringkat tertinggi di kelas dan rumah baru mereka hampir selesai dibangun di daerah Funan, provinsi Anhui, China.

Namun musibah tiba-tiba menghadang ketika si anak tertua, Honghui didiagnosis dengan uremia, atau salah satu gejala gagal ginjal setelah sebulanan sakit keras.

Dokter mengatakan satu-satunya cara untuk menyelamatkan nyawa Honghui adalah dengan transplantasi ginjal. Baru bisa menerima keadaan, Chuanyou dan Tingxia kembali dikejutkan dengan kabar bahwa sang adik, Hongtau juga mengidap penyakit yang sama dengan kakaknya.

Demi menanggung biaya pengobatan keduanya, Chuanyou pun menjual hampir seluruh properti mereka, termasuk rumah yang baru mereka bangun. Termasuk untuk membiayai perjalanan mereka berkeliling China untuk mendatangi berbagai institut kesehatan yang sekiranya bisa membantu mereka.

Beruntung ketika mereka kehabisan uang, para guru dan rekan-rekan Honghui dan Hongtau beramai-ramai menyumbang 10.000 poundsterling (sekitar Rp 200 juta) untuk pengobatan keduanya. Tapi ini tidak cukup.

Dokter juga telah berupaya mencocokkan organ Chuanyou dan Tingxia, siapa tahu ada yang bisa didonorkan kepada salah satu atau kedua putra mereka. Ternyata jaringan sang ayah tak cocok, sedangkan sang ibu jatuh sakit semenjak mengetahui keadaan kedua putranya, membuatnya sulit menjadi donor.

Bahkan demi kelanjutan pengobatan anak-anaknya, kedua orang tua malang ini sampai mengemis di jalanan.

Melihat hal menyedihkan ini, suatu hari Hongtao mengunci dirinya di dalam kamar dan bunuh diri dengan meminum pestisida. Di sebelah jenazahnya ditemukan sepucuk surat yang berisi "Mengurus kami berdua sangatlah memberatkanmu, untuk itu aku harap sekarang engkau dapat berkonsentrasi pada kesembuhan kakak. Bila ia bisa bertahan hidup, aku hanya ingin ia mengabarkannya padaku dan aku pun akan tenang".

Kisah pengorbanan seorang adik kepada kakaknya ini pun menjadi headline di berbagai media di China. Bersamaan dengan itu, bantuan untuk Honghui dan keluarganya langsung berdatangan. Bahkan di akhir tahun 2012, seorang donor yang organnya cocok dengan Honghui berhasil ditemukan.

Seperti dilansir Daily Mail, Sabtu (25/1/2014), Honghui yang kini berusia 23 tahun berhasil menjalani operasi transplantasi ginjal dan tengah memasuki masa pemulihan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar