Rupanya, selain mengajak 50-an tukang sapu jalanan dan tukang ojek, ada ratusan kader Golkar dan petugas keamanan ikut nimbrung makan bersama rombongan. Persis di depan rumah makan Munir ada tukang es tebu. Maka beramai-ramailah rombongan itu pesan es tebu.
Sayangnya, setelah selesai makan, rombongan pergi begitu saja. Tak ada yang membayar es tebu. "Yang pesan sangat banyak. Adalah, seratusan gelas," keluh Yunizer, penjual es tebu kepada Firdaus, kontributor Sayangi.com di Jambi.
Karena diantara rombongan tak ada tanda-tanda ada yang mau bayar, Yunizer mengira es tebunya sudah dibayar di kasir. Tapi alangkah terkejutnya Yunizar, kasir tidak merasa dititipi pembayaran es tebu oleh rombongan dari Partai Golkar itu.
Beruntung, di lokasi Yunizar masih melihat Pinto Abidin, anak mantan Wakil Gubernur Jambi Anthony Zeidra Abidin. Saat Caleg Partai Golkar dari Daerah Pemilihan Jambi itu ditagih pembayaran, Pinto hanya menyodorkan uang Rp 50 ribu.
"Jelas, pemberian itu saya tolak. Sebab yang minum, kalau seratus gelas dikalikan Rp 2000 saja sudah Rp 200 ribu, Bang," ungkap Yunizar.
Setelah uangnya ditolak, Pinto menyarankan Yunizer temui panitia. Belum jelas benar siapa panitia, tiba-tiba Pinto sudah kabur membonceng sepeda motor temannya.
Yunizer akhirnya bicara dengan Sekretaris DPD Partai Golkar Kota Jambi Ahmad Haris yang datang menemuinya. Haris menyarankan agar Yunizer menagih ke kasir rumah makan.
"Sudah, Pak. Tapi kasir tak mau membayar," jelas Yunizer.
Di tengah perbincangan itu, datang H Syahroni, seorang pengurus Golkar setempat. Sama seperti Haris, Syahroni juga menyuruh Yunizer menagih ke kasir. "Kalau Abeng (pemilik rumah makan) tak mau bayar, bilang aku yang bayar, Haji Syahroni," ujarnya.
Dipingpong terus, Yunizer pun menyadari posisinya sebagai orang kecil. "Mudah-mudahan saja nanti dibayar," ucapnya sambil tangannya yang cekat membenahi gelas-gelas kotor.
Sumber. forum.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar