Seorang Nenek Memarahi Mahasiswa Yang Demo di Kantor DPRD Kediri - Suasana cukup menggelitik terjadi saat ratusan mahasiswa Universitas Brawijaya Malang yang berkampus di Kediri, Jawa Timur, menggelar unjuk rasa di halaman kantor DPRD setempat, Senin (25/11/2013). Aksi unjuk rasa itu tertahan oleh ulah seorang nenek tak dikenal.
Nenek berusia sekitar 65 tahun itu secara tiba-tiba datang dan merangsek masuk menghampiri seorang mahasiswa yang tengah berorasi serta polisi yang mengamankan aksi mahasiswa itu.
Nenek berbaju lusuh itu berkacak pinggang sembari marah-marah kepada orator. Kontan, hal itu membuat orator menghentikan orasinya dan mencari tahu maksud kedatangan nenek. Ternyata nenek itu terus mengomel. Sang orator pun kembali melanjutkan orasinya tanpa memedulikan nenek tersebut.
Meski tak digubris, nenek yang tidak mengenakan alas kaki itu bertahan di tempat. Masih berkacak pinggang, ia terus memperhatikan dengan tatapan tajam tingkah polah orator. Namun, sesekali ia juga menirukan gaya ekspresi orator, misalnya saat mengacungkan jari telunjuk ke angkasa.
Khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan, seorang anggota polisi berinisiatif memindahkan nenek itu. Ia menggandeng keluar nenek itu dari lokasi aksi. Namun, nenek tersebut kembali menghampiri kerumunan massa dan melanjutkan omelannya.
Beberapa jurnalis sempat menanyakan identitas maupun asal-usul nenek itu, tetapi tidak membuahkan hasil karena nenek itu terus meracau. Sang nenek yang rambutnya sudah dipenuhi uban itu kemudian meninggalkan kerumunan massa. Sementara aksi unjuk rasa tersebut bertujuan mendesak DPRD setempat segera menyetujui pembangunan kampus Brawijaya di Kediri.
Selama tiga tahun ini, mahasiswa terkatung-katung karena tidak mempunyai kampus tetap. Mereka menjalani aktivitas pembelajaran di beberapa tempat di Kota Kediri dan Kabupaten Kediri. Di Kota Kediri, perkuliahan digelar di gedung Badan Kepegawaian, sedangkan di Kabupaten Kediri di sebuah kampus swasta.
Mahasiswa menuding sikap dewan yang tidak segera meloloskan perizinan, terutama hibah aset tanah Pemkot Kediri ke pihak Unibraw, menjadi penyebab gedung Unibraw tidak dibangun.
Aksi tersebut merupakan kelanjutan dari aksi-aksi yang telah digelar sebelumnya. Dalam aksi ini, ada sedikit kemajuan. Enam anggota dewan dari beberapa fraksi menemui pedemo dan berjanji menindaklanjuti aspirasi mahasiswa. Mahasiswa yang cukup puas akhirnya membubarkan diri.
"Kita bersama warga Mrican akan terus melakukan pengawalan hingga pembahasan pada rapat paripurna nanti," kata Mas Wirid Dinata, salah seorang pedemo. | Tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar