Sukarman, Buruh Serabutan Yang Ciptakan Pompa Air Tanpa Listrik

Sukarman, Buruh Serabutan Yang Ciptakan Pompa Air Tanpa Listrik - Tidak harus mempunyai pendidikan tinggi, punya uang, dan mempunyai segalanya untuk bisa berguna bagi orang lain. Bisa jadi itu yang bisa dipetik dari kisah Mujiono Sukarman (43), lelaki asal Desa Blitar, Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah ini.

Dengan bekal tekad untuk hidup lebih baik, kakek satu cucu ini berhasil membuat teknologi tepat guna pompa air tanpa listrik. Bahkan inovasinya ini mendapat pengakuan dengan meraih juara pertama dalam lomba Krenova (Kreasi inovatif) 2013, yang diselenggarakan Badan Pengembangan dan Penelitian Balitbang Provinsi Jawa Tengah.

Tapi, sebenarnya tak semudah itu proses yang dilaluinya. Ide pompa air tanpa listrik muncul karena kegelisahannya terhadap ketersediaan air bersih di desanya. Maklum, desanya terletak di wilayah perbukitan.

"Setiap musim kemarau kami selalu kesulitan air bersih. Tiap hari antre di sumber mata air di desa yang jaraknya sangat jauh, dan selepas magrib baru mendapatkan air," kata lelaki yang kerap disapa Karman ini beberapa waktu lalu.

Bertahun-tahun dia lalui jalur perbukitan itu untuk mendapatkan air bersih. Hingga lima tahun lalu, ide itu muncul dalam benaknya. Saya terus kepikiran bagaimana caranya mendapat air dengan lebih mudah, kenang Karman.

Dengan mengajak lima orang tetangganya, Karman terinsiprasi untuk membuat sumur dengan menumpang di lahan milik salah seorang warga. Semua dilakukan secara swadaya, termasuk membuat saluran air dengan menyambungkan pipa-pipa ke beberapa rumah warga sebagai uji coba agar air sumur dapat mengalir dengan mudah ke rumah warga.

"Saya coba berbulan-bulan hingga berkali-kali gagal terus. Dari menyambung pipa paralon, pasang plat. Semua cara dicoba asal air bisa naik dan mengalir ke pipa," tambahnya.

Selama enam bulan melakukan uji coba, Karman akhirnya berhasil membuat tabung tampungan untuk memancing air di dalam sumur mengalir ke atas, hingga ke pipa-pipa yang sudah disediakan ke rumah yang berjarak 600 meter dari sumur.

"Saya membuat ember pancingan di atas sumur dan akhirnya bisa berfungsi. Prinsip kerja menggunakan model pancingan dengan menaruh ember di atas sumur untuk memancing air sumur. Kemudian pipa-pipa paralon disambung dengan ember pancingan yang diisi air hingga penuh. Setelah itu katup di pipa yang mengalir ke rumah dibuka. Meski air pancingan habis, air dari sumur akan mengalir sendiri. Dan itu tanpa listrik," lanjut lelaki yang bekerja sebagai buruh serabutan ini.

Sumur dengan pompa air tanpa listrik itupun kemudian dimanfaatkan untuk warga sekitar. Berkat kegigihannya pula, Karman mengaplikasikan teknologi sedernana itu dengan membuat sembilan sumur dengan pompa air tanpa listrik di sejumlah tempat di desanya. Tidak hanya untuk warga sekitar, tapi juga di musala dan sarana umum lainnya.

Karman yakin, teknologi tepat guna tak harus mahal. Seperti pompa air tanpa listrik buatannya. "Semoga temuan ini bisa bermanfaat untuk orang banyak dan menguntungkan tidak hanya orang-orang di sekitar saya, tapi juga semuanya. Karena alat ini sangat sederhana dan mudah diaplikasikan. Saya tidak pernah belajar di mana-mana untuk membuat ini. Hanya mengandalkan inspirasi saja," ujarnya sambil tertawa.

Satu hal yang pasti, dia dan warga desanya tak harus naik turun bukit lagi untuk mencari air bersih. Dan rencananya, dalam waktu dekat ini, Karman berencana membuat sumur khusus untuk mengaliri kebutuhan air bagi 100 kepala keluarga di Kecamatan Blitar, Banjarnegara. | ayogitabisa.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar