Foto Memuakkan ! Senyum Para Koruptor Yang Tak Merasa Bersalah - Aneka rupa ekspresi wajah ditunjukkan para pesakitan di KPK saat berhadapan dengan kamera televisi maupun foto. Kebanyakan ekspresi yang ditunjukkan mereka yang tersangkut kasus pidana korupsi punya kemiripan, yaitu tersenyum atau seraya melambaikan tangan. Senyuman itu ternyata tak membuat orang yang menonton ikut senyum.
Aktivis korupsi dari Indonesia Corruption Watch (ICW), Abdullah Dahlan, mengaku muak dengan senyuman para koruptor itu. “Kalau geram itu masih level bawah, jengkel itu menengah. Di atasnya itu apa ya, memuakkan,” kata Abdullah kepada detikcom, Kamis (14/11).
Dia menegaskan tingkah para koruptor itu menunjukkan tidak adanya penyesalan. “Mereka ini lagi ‘sakit’ menurut saya," tegasnya. Artinya, ujar Abdullah, para koruptor menganggap perbuatannya seolah-olah bukan kejahatan pidana, padahal masyarakat menganggap perbuatan mereka mendatangkan aib sosial dan pidana.
Abdullah mengamati orang-orang yang menjadi tersangka kasus korupsi menganggap bukan dalam posisi pesakitan tapi terkesan bagai publik figur. Contohnya, dia menyebut kasus korupsi yang melibatkan Angelina Sondakh.
“Yang sempat saya lihat, setelah vonis bukannya ada penyesalan karena melakukan kesalahan tapi malah aura kemenangan, dia foto-foto kemudian senyum-senyum dengan tangan yang melambai,” kata Abdullah.
Berpandangan mirip dengan Abdullah, pengamat hukum pidana dari Universitas Indonesia (UI) Gandjar Laksmana Bonaprapta mengatakan beda yang mencolok antara sikap pelaku korupsi dengan pidana lain, misalnya maling.
Walau keduanya sama-sama tindak pidana, ketika diproses hukum, umumnya maling dan juga pelaku tindak pidana lain sering tertunduk dan menutup mukanya saat disorot kamera. Tapi sikap koruptor yang mencuri uang negara dalam jumlah sangat besar namun tetap bisa tersenyum itu dimaknai tidak adanya rasa bersalah.
“Karena mereka merasa tak salah, jadi mau tertangkap tangan sekalipun mereka merasa perlu menunjukkan ke publik bahwa dia tidak bersalah dengan bersikap tenang,” kata dia saat dihubungi detikcom, Kamis (14/11).
Penilaian yang sama pun dilontarkan pakar hukum pidana dari Universitas Diponegoro (Undip) I Nyoman Serikat Putra Jaya. Ia mengaku menyesalkan sikap koruptor yang seolah-olah perbuatannya tidak dianggap kriminal.
“Ketika diwawancarai senyum-senyum dan melambaikan tangan mungkin untuk kasih salam sama rakyat Indonesia,” kata I Nyoman kesal melihat tingkah koruptor itu saat dihubungi detikcom, Kamis (14/11).
Adapun Guru Besar Psikolog UI, Enoch Markum, berpendapat ia belum bisa membaca senyuman ala koruptor itu sebagai bentuk melepaskan tekanan beban dan mencari dukungan.
"Senyum koruptor ini masih muncul karena belum ada perasaan bersalah dan ingin memberikan kesan tidak memberikan beban," kata Enoch.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar