Bocah bernama Muhammad Rizki Ramadan ini hanya diberi kesempatan mengenyam bangku pendidikan di Sekolah Dasar selama enam bulan. Kecerdasan Rizki memang di atas rata-rata anak seusianya. Di usianya yang ketujuh tahun, dia sudah fasih berbahasa asing, seperti Inggris, Malaysia, India dan Mandarin.
Menurut ayahanda Rizki, Mayunis, bahasa-bahasa yang dikuasai putra bungsunya itu dipelajari sendiri secara otodidak alias tanpa guru. “Dulu sekolahnya TK di Simpang Balai, waktu kami tinggal di Cangkiang. Sewaktu di TK aman sampai tamat. Tapi, waktu sekolah di SD Negeri Cangkiang itu hanya 6 bulan, arena dia tidak mau pelajaran diterangkan dua kali, kalau dua kali, dia maunya keluar ruangan saja,” kata Mayunis, Kamis (7/11/2013).
Dikatakan Mayunis, Rizki akhirnya dikeluarkan dari sekolah karenamengganggu proses belajar mengajar. “Guru-gurunya kewalahan dengan kecerdasannya yang melebihi teman-teman sekelasnya,” katanya.
Lebih lanjut Mayunis mengungkapkan, kecerdasan Rizki sudah terlihat dari sejak dia berbicara di usia dua tahun. “Dia belajar dari buku, TV, kalau film dia tidak mau nonton, dia suka lihat berita, politik dan bola, dia kelihatan seperti ini sewaktu kecil pas pandai bicara langsung pandai membaca, lihat TV sekilas langsung dapat, dia pandai membaca begitu saja tanpa belajar atau diajarkan,” tuturnya.
Saat ini Rizki ingin kembali bersekolah. Selain karena ingin bermain bersama teman-teman sebayanya, Rizki juga merasa masih haus dengan ilmu-ilmu yang dapat dipelajari di sekolah. Namun, pihak sekolah pernah menyarankan agar Rizki berada di kelas dan sekolah dengan penanganan khusus.
Sayangnya, orangtua Rizki merasa pekerjaannya sebagai buruh tani dan ibu rumah tangga tidak akan sanggup membiayai kelangsungan pendidikan anaknya. “Saya tidak kuat jika harus memasukkan anak ke sekolah khusus apalagi untuk membayar guru privat khusus yang didatangkan ke rumah,” katanya.
Sumber. forum.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar