Buka Bersama Akhuna dan Ukhtuna

"Orang yang menundukkan pandangannya terhadap wanita, pahalanya di dunia saja akan mendapatkan kenikmatan dalam sholatnya.."

Begitulah nasehat yang saya tangkap dari Ustad Mudzakir pada kajian menjelang berbuka puasa di Masjid Nurul Huda desa Suwaluh, Sidoarjo. Pada hari ini saya menjadi salah satu peserta buka bersama di tempat itu, padahal saya bukan alumni Ma'had bimbingan Ustad tetapi saya sering ikut kajian rutin remaja desa Plumpang jadi saya diundang.

Pesertanya banyak, rata-rata remaja alumni (atau murid yang sedang libur) Ma'had Al-Islam di Solo. Mungkin 500 orang lebihlah, jadi bisa dibayangkan ada ratusan Akhuna yang ganteng-ganteng dan Ukhtuna yang berpakaian syar'i yang datang ke acara tersebut. Maklumlah sebagai orang yang masih jomblo kadang ada hasrat untuk memandang keindahan dunia itu. Tapi sudahlah kan perintah Allah hal itu gak boleh (jadi cuman sekelebat aja mandangnya ^^).

Banyak sekali nasehat yang saya dapat, salah satunya seperti muqadimah di atas. Kalau ada seorang laki-laki secara tak sengaja melihat lawan jenis hendaknya menundukkan pandangannya, sehingga akan mendapatkan kenikmatan sholat. Orang yang nikmat sholatnya pasti khusu' dan mencegah perbuatan yang munkar. Lalu dia akan selalu berbuat yang baik-baik dan seterusnya. Sedangkan orang yang senantiasa berbuat maksiat pasti nantinya perbuatan itu mengundang perbuatan jelek yang lain dan lambat laun menjerumuskan dia ke dalam lingkaran kemaksiatan.

Selain itu Ustad juga menceritakan bahwa ada orang kafir yang menanyakan kalau umat Islam itu dalam kesesatan karena dalam sholatnya sering membaca:

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
"Tunjukilah kami jalan yang lurus" (Q.S. Al Fatihah ayat 6).

Padahal orang yang benar-benar belajar makna Al-Qur'an pasti tahu bahwa maksud ayat tersebut bahwa kita senantiasa mengharapkan hidayah Allah. Hidayah itu ada dua macamnya, hidayah berupa keterangan (hidayatul irsyad wal bayan) dan hidayah berupa pertolongan (hidayatut taufiq wal ilham). Kedua macam hidayah ini bisa dirasakan oleh orang-orang yang bertakwa. Hidayatul Irsyad itu misalnya seperti orang yang mengajarkan tata cara sholat kepada seseorang, tapi orang itu belum tentu menerima. Sedangkan hidayatut Taufiq itu orang yang diajari tadi (hatinya) mau menerima ajaran apa yang diajarkan. Hidayatut Taufiq ini datangnya langsung dari Allah, jadi lewat potongan ayat A-Fatihah yang kita sebut setidaknya 17 kali (di sholat fardhu) dalam sehari merupakan doa kita untuk senantiasa mendapatkan Hidayah. Subhanallah..

Ini-ni yang bikin saya suka belajar Al-Qur'an, karena kita akan dibimbing dalam menjalani kehidupan sehari-hari di dunia yang fana ini (wow ^^).

Setelah itu apa lagi ya?? Pokonya adzan sudah tiba terus makan dan pulang deh... Alhamdulillah ^^
Saya ucapkan Jazakumullah Khoiron kepada segenap panitia Buber di Masjid Nurul Huda atas terselenggaranya acara yang bagus ini.

Terakhir ini ada pic Ustad Mudzakir saat membawakan ceramah, walaupun fotonya agak gak jelas dan terkesan nyolong-nyolong (curi-curi) yang penting buat syarat aja. Dan seperti biasa untuk akhwatnya saya gak berani ambil gambarnya, selain malu aslinya sih gak boleh ya.. takut kepikiran nanti jadi dosa lho.. Padahal bagus banget buat contoh kumpulan gadis-gadis berjilbab yang syar'i gitu ^^

Ustad (di depan Mic) saat memberi ceramah..

*Key word:
Akhuna (Teman-teman Laki-laki)
Ukhtuna (Teman-teman Perempuan)

Sumber:
Tulisanku


Tidak ada komentar:

Posting Komentar