Jangan Menantiku, cantik!

Ukhti sedang menanti..
Repost dari seorang ukhti..

Bismillahirrahmanirrahim…

“Maukah anti menantikan ana, ukhti? Ana pasti akan segera melamar setelah selesai kuliah” ujar seorang ikhwan dibalik hijab internet. Tak ada jawaban, sepertinya akhwat di sebrang sana sedang menimbang-nimbang.

“Tapi kalau antum justru memilih orang lain giman? Nanti ana nunggu lama ternyata antum nggak kunjung datang.”Akhwat ini masih berpikir yang masuk akal, belum dibutakan.

“Nggak ukhti, andai anti tahu harapan ini begitu besar. Tapi tak mengapa kalau anti nggak menunggu ana, mungkin anti bukan jodoh ana. Semoga saja ana mendapatkan jodoh seperti anti, karena hanya anti yang ana harapkan untuk jadi ummi dari anak-anak ana kelak,” aku sang ikhwan.

Luluhlah sudah mata dan hati sang akhwat dengan kata-kata pujangga, berhasilah sudah mereka membuat janji angan-angan yang tak pasti. Atau jangan-jangan itulah daya tarik syetan untuk mengawali sebuah hubungan yang  memuakkan.
***

Lain lagi dengan seorang akhwat yang sedang terlihat bersedih juga dibalik hijab Internet.

“Mas, yakinlah aku akan menanti kedatanganmu. Aku akan menunggumu menyelesaikan kuliahmu,”aku sang akhwat sendu.

“Aku yakin adik mampu, tapi banyak hal yang perlu pikirkan selain menanti kehadiranku. Laki-laki mana yang nggak senang kalau dinantikan kehadirannya. Cuma, kau berhak untuk tidak menantikanku ukhti. Kau tau, aku tak ingin terbebani rasa penantian, dimana ketika kau dan aku nggak berjodoh, mungkin akan terasa sakit,” balas seorang ikhwan disebrang sana.

“Tapi aku..”

“Afwan dik, aku nggak mau memberimu harapan apa-apa dan aku juga nggak berharap terlalu banyak padamu. Dan maaf sekiranya hubungan ini, kau anggap sebagai harapan. Plis, jangan menantiku. Kau pun berhak bahagia, menantiku bukan pilihan untuk bahagia, karena semua masih gelap di depan sana.”

Aku memang mencintaimu tapi aku juga berhak berharap ada cahaya di kegelapan. Tapi kau benar mas, tak ada kepastian di depan sana, karena aku dan kamu tak pernah tahu siapa jodoh kita kelak. Sedangkan harapan hanya keinginan manusia yang sering kali disusupi syetan. Ya, mungkin syetan tengah menyusupi hatiku dengan nafsu yang tak pernah aku sadari. Andai semua laki-laki paham arti penantian.
***

Ya, andai semua laki-laki paham betapa beratnya rasa penantian yang kadang terasa amat panjang, dan tak jarang di akhir penantian ternyata menyakitkan.

Aku nggak mau membahas siapa yang salah atau siapa menanti siapa, yang ingin aku bahas ketika kamu memberikan harapan untuk sebuah penantian, benarkah kamu akan mampu mewujudkannya?

Menanti hanya teori yang terlihat begitu mudah, tapi faktanya nggak semudah membalikkan telapak tangan. Wajar kok, kalau setiap insan merindukan pendamping, menanti-nanti saipakah yang akan menjadi jodoh seumur hidupnya. Hanya saja akan menjadi nggak wajar ketika sebuah penantian menjadi bagian dari sebuah permainan.

Permainan dua insan yang belum halal saling menanti dalam ketidakpastian, karena katanya cinta, katanya sayang, katanya dan katanya lagi dengan berbagai alasan, jadi nekat untuk tetap berjalan di lorong yang nggak pernah tahu dimana dan kapan sampai ujungnya. Dan kamu tahu, bagian ini lah yang paling disukai syetan.

Karena dianggap saling menanti, pacaran berbungkus ta’aruf pun jadi, maksiat sudah nggak pernah dianggap lagi, pokoknya terobos halang rintang sekalipun melanggar syariat. Syetan tengah bekerja begitu mudahnya karena hatimu sudah nggak ada pelindungnya. Yang penting menyenangkan, padahal kamu nggak pernah tahu apa yang akan menantimu di depan.

Benarkah jodohmu adalah dia yang kamu nantikan, setelah sekian lama kamu hanya saling sapa dengan obrolan sok manis, sok perhatian. Sayangnya, banyak dari mereka hanya ingin menggoda saja, bahkan cuma ingin menunjukkan kehebatan mereka dalam takluk menaklukkan. Dan bisa saja kamu menjadi salah satu korbannya.

Mendingan kamu menantikan jodoh pilihan Allah Subhanahu Wa Ta’ala daripada hanya menantikan ketidak pastian, iya kalau dia ternyata jodohmu, kalau bukan? Penantian panjang yang sia-sia kan? Bersabarlah cantik,penantianmu tak akan pernah sia-sia jika kau pasrahkan pada-Nya.

Bolehlah kalau kamu bilang itu salah satu ikhtiar, tapi pikirkanlah apakah tak ada ikhtiar yang lain sampai kamu rela menantinya? Bila itu bagian dari ikhtiar, kamu dan dia nggak akan menunda-nunda untuk segera menikmati kehalalan, bukan menikmati yang sebaliknya walaupun terlihat menyenangkan.

Cantik, menantilah di jalan yang diridhio Allah dan Dia akan menuntunmu pada  penantian yang tak akan pernah menyakitimu. Hentikanlah untuk berharap pada kekosongan, yakinilah jika dia memang serius untuk menjalani sebuah hubungan, dia akan melamarmu bukan memberimu angan-angan. Sadarilah, jangan ragu menolak jalan yang nggak di ridhoi-Nya.

Ikhwan, kau sangat tahu banyak wanita sedang menanti kehadiranmu. Jangan kau manfaatkan kelemahan mereka sebagai pelampiasan kehebatanmu dalam menaklukkan mereka. Bukankah kau ingin mendapatkan wanita shalihah yang akan melahirkan generasi Rabbani yang memanggilmu ‘Abi’? Bagaimana mungkin kau akan mendapatkannya jika kau masih meruntuhkan harapan wanita-wanita yang sedang galau akan jodohnya? Janji Allah pastilah benar, bila kau mensholehkan diri, insyaallah kau pun akan mendapatkan yang sebanding denganmu.

Jikalau sesuatu dimulai dengan yang tidak baik maka hasilnya pun akan jauh dari kata baik, namun jika sesuatu dimulai dengan yang baik sesuai syariat yang Allah berikan, insyaallah akhirnya pun pasti membuatmu tersenyum cantik :)

Wallahua’lam bish Shawwab.

Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar