Mayoritas gurita laut dalam berasal dari nenek moyang yang masih eksis di perairan es di laut selatan, demikian menurut studi terbaru. Mengapa nenek moyangnya masih eksis? tak lain adalah kandungan gizi dan garam yang sangat kaya di kedalaman laut sejak 30 juta tahun silam.
Temuan ini merupakan bagian dari sensus biota laut alias Census of Marine Life (CoML) yang berlangsung sejak tahun 2000 dan akan selesai pada 2010, melibatkan 2000 ilmuwan dari 82 negara, termasuk Indonesia.
“Banyak gurita yang kami analisa dari kedalaman laut yang ternyata memiliki kesamaan DNA,” jelas Don O’Dor, ilmuwan senior yang terlibat di proyek ini.
Bertahan
Adalah Dr Jan Strugnell, pakar biologi British Antarctic Survey (BAS) yang melihat hubungan antar spesies dan dari mana mereka berasal. in Cambridge, and she used this material to carry out DNA studies. Pelacakan tersebut berawal dari spesies gurita Megaleledone setebos yang hanya ada di laut selatan. Nyaris semua gurita dari seantero laut dunia berhubungan dengan spesies tersebut. Jadi bisa dikatakan, spesies ini adalah nenek moyang semua gurita.
Nenek moyang ini bisa tetap eksis walau sudah berlangsung selama 30 juta tahun sebab air tawar membentuk kristal es dan kandungan oksigen air yang tinggi, sehingga spesies tersebut tenggelam di kedalaman laut yang terdalam.
Temuan ini akan dipresentasikan di World Conference on Marine Biology, di Valencia, Spanyol, awal pekan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar