Ini menyusul, Jumat (14/2) sekitar pukul 00.15 WIB, sepanjang Ponorogo-Madiun terjadi hujan abu vulkanik cukup deras.
Bahkan jarak pandang di jalan raya bagi pengguna kendaraan roda 4 atau lebih hanya sekitar 30 meter.
Sedangkan abu di jalan raya semakin menebal. Sejumlah pengguna jalan raya tak ada yang mau memaju kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Hal ini disebabkan jalan tampak gelap akibat abu vulkanik yang berjatuhan itu.
Baca Juga:"Di mata terasa pedih, makanya kami naik motor pelan-pelan. Kalau menutup total kaca helem tak bisa melihat jelas, tetapi kalau membuka sedikit kaca helem mata terasa pedih kena abu vulkanik," ujar Toha (56) pengendara motor.
Foto Foto Gunung Kelud Meletus 13 Februari 2014
Foto Penampakan Wajah Raksasa Saat Gunung Kelud Meletus Bikin Heboh
Selama perjalanan Surya dari Masjid Tegalsari, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo hingga Kota Madiun, abu vulkanik menutup seluruh bodi mobil yang digunakan perjalanan di jalur utama Ponorogo - Madiun.
Selain itu, sejumlah pengendara motor dan pengayuh sepeda onthel yang tak mengenakan helem saat hendak menuju pasar, terutama kalangan tukang sayur terpaksa menggunakan helem darurat berupa plastik yang digunakan membungkus kepala para pengguna jalan itu.
"Kalau tak ditutup plastik terang, mata kami sulit melihat ke depan terkena hujan abu vulkanik dampak meletusnya Gunung Kelud di Kediri," papar, Surati (53) pedagang sayur obrokan di Pasar Besar Madiun.
Sementara kini, ketebalan abu vulkanik di jalan raya dan menutup kendaraan yang terparkir sudah mencapai 1 sentimeter.
Hingga kini, hujan abu vulkanik di sepanjang Ponorogo - Madiun semakin deras dengan tingkat dan volume abu yang semakin meningkat jumlahnya. | Tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar